Widget HTML Atas

Pola Didik Orang Tua Menentukan Kecerdasan Anaknya ?

Sebuah pencapaian mulia selalu diawali dengan cara-cara yang mulia pula. Ikhtiar dan usaha menjadi bernilai tinggi dihadapan Tuhan SWT .

Jika diawali dengan niat yg baik,dibuka dengan doa dan senantiasa setia dengan proses secara syari'at ( syar'i ).

Mengenai bagaimana hasilnya , kita serahkan saja pada DIA 
Tuhan SWT. ( Subhanahu Wa Ta'ala )

Terkadang dalam berusaha kita tidak menjumpai hasil yang sesuai dengan keinginan kita, seringkali kita hanya mendapat pahala atas usaha kita.

Kesuksesan adalah Hak dan Karunia dari Tuhan SWT, keinginan kita kesuksesan ( pencapaian hasil ) datang secara cepat dan mudah, namun terkadang kenyataannya ia datang dengan begitu sulitnya atau bahkan kesuksesan idaman kita, diluar harapan kita "malah-malah" digantiNYA dengan bentuk yang jauh lebih baik.

Meski kita sebagai makhlukNYA . sekali lagi kita tak pernah tahu persis apa yang terbaik untuk diri kita sendiri.

Ialah Allah Sang Pencipta yang Maha Pasti Mengetahuinya...mengetahui segala dan tiap-tiap sesuatu.

Dimulai dari orangtua dalam mendidik anak-anaknya.

Pendidikan anak harus mengarah pada




  • Pencerdasan fisiknya ( Phisic Quotient - PQ ),
  • Pencerdasan Kognitif ( Intelligence Quotient - IQ ),
  • Pencerdasan Emosinya ( Emotional Quotient - EQ ) dan
  • Pencerdasan Spiritualnya ( Spiritual Quotient - SQ ).

Anak kita butuh empat macam kecerdasan untuk menjadi sukses, empat kecemerlangan inilah yang harus menjadi arah dari pola pengasuhan orangtua terhadap anak-anaknya.

Kata kuncinya yaitu Integral. semua kecerdasan harus ditingkatkan secara bersama, mereka harus selaras tak boleh pincang sedikitpun. PQ dan IQ tak bisa mengatasi semua persoalan sendirian, demikian juga EQ dan SQ.

Banyak orang cerdas secara intelektual gagal dalam kehidupan ini, kumpulan ilmu dalam kepalanya hanya mengendap percuma.

Mereka lulus dengan nilai terbaik dikampus, tapi gagal dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain ( Hablum minannaas ) entah, dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam hubungan kerja atau juga hubungan menyangkut hati.

akhirnya mereka terkapar sebagai "pengangguran", tidak mampu menjadi seorang "karyawan" juga tidak bisa menciptakan "lapangan kerja" sendiri.

Ada juga yang cerdas dan mampu berhubungan dengan baik secara emosional dengan orang lain. Ini jenis orang yang pintar ilmu dan pintar meloby, namun setelah dia bersusah payah meniti karirnya hingga hampir dipuncaknya dia terjerembab menjadi seorang koruptor. 

Tentu anda kenal dengan dia bukan ?

Dia terjebak menggunakan kepiawaian meloby untuk berbuat jahat, ia gunakan kepandaiannya untuk membodohi orang lain....bahkan negara dan pemerintahnya sekalian.


setelah itu rentetan masalah dan orang-orang yang terlibat mendukung kejahatannya pun konon dikenal sebagai orang2 Intelek dan memiliki kecerdasan Emosi yg mantap.


dan apakah anda kenal denga orang ini ? yang memiliki pengaruh sangat kuat pada zamannya dulu....ia pintar,cerdas,ahli taktik dan stratgi dalam militer untuk mengelola pemerintahannya ...




Jadi apa ? 

Akhirnya yang kita butuhkan adalah mereka yang fisiknya tangguh,pintar,memiliki kontrol diri yang kuat dan pandai bermasyarakat, sekaligus yang taat pada Tuhannya.

Para orangtua mempunyai kewajiban untuk menyehatkan anaknya ,mencerdaskan akalnya,mencerdaskan imannya dan mencerdaskan amal ( perbuatan )nya.


1.PHISIC QUOTIENT - PQ

Allah lebih mencintai seorang hamba yang kuat daripada yang lemah. ketika fisik anak kita kuat maka ketangguhan dan gairah ikhtiar ( berusaha dg seupayanya ) mendapatkan bahan bakarnya.

Kecerdasan fisik ini dibangun dari asupan nutrisi yang baik dan seimbang, yang hanya bisa dilakukan dengan taat kepada aturan makan yang baik,menu dan pola makan yang sehat.

Tidak semua jenis makanan layak dimakan, dan semua jenis makanan yang dapat dimakan akan bermanfaat bagi tubuh kita. asal kita tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.

Nutrisi yang masuk dirubah menjadi energi, setelah itu anak kita butuh kemampuan mengelola energi itu secara baik.
dan itu akan diperoleh apabila ia mampu menyeimbangkan aktivitas kerja dan istirahat.

Anak juga memerlukan olah raga untuk melatih kelenturan dan mengembangkan kekuatan dari semua organdibagian dalam tubuhnya ;
mulai dari otot,aliran darah,jntung,ginjal,hati dsb. Ini semua perlu dilakukan agar tubuhnya memiliki kemampuan metabolisme yang tetap bagus, 
kemampuan menyaring sampah dan membuangnya dan kemampuan dalam membangun pertahanan dari semua jenis virus dan bakteri yang dicurigai membahayakan tubuh anak kita.

Jenis kecerdasan ini bisa diukur, cara yang terbaik yaitu melakukan General Check Up dilaboratorium, Rumah Sakit dsb.

Dari laporan General Check up ini kita tahu apakah tubuh kita dan setiap organnya dalam keadaan fit atau bermasalah.

Tugas kita adalah menyediakan makanan yang baik, halal , cara mendapatkannya pun tetap tidak terkontaminasi dari hal-hal yang haram atau hal yg syubhat ( meragukan ke halalannya )lalu menciptakan pola makan yang sehat dan seimbang, mengajari dia olah raga dan istirahat yang cukup, Insyaallah ( Atas izin Allah ) fisiknya pun akan tangguh.

2. INTELLIGENCE QUOTIENT - IQ

Kecerdasan Intelektual adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berpikir, mengurutkan sebab akibat, melakukan klasifikasi,menghubungkan data,membandingkannya, dan menarik kesimpulan secara logis. 

Jenis kecerdasan ini bisa diukur dengan tes intelegensi atau orang biasa menyingkatnya dengan tes IQ.

Memperkaya data dan belajar adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kecerdasan ini. Dulu, secara belebihan kecerdasan ini dinilai sebagai syarat suksesnya seseorang.
Tapi sekarang tidak lagi, kita memahami bahwa satu kecerdasan manusia tidak bisa bekerja sendirian dalam mengarungi belantara masalah.














3.EMOTIONAL QUOTIENT - EQ

Kecerdasan Emosional adalah jenis kecerdasan berkenaan dengan sisi emosi.
ia adalah sebuah wadah yang menampung,menagkap,merespon berbagai macam emosi baik dari diri sendiri maupun dari luar diri.

Kecerdasan ini terampil dalam mengelola perasaan dan membebaskan manusia dari kekakuan seperti layaknya komputer dan robot, manusia bukan hanya tumpukan data.

tapi ia juga peka rasa.

Meningkatkan kecerdasan ini lebih sulit ketimbang atau dibanding dua kecerdasan yang diatas sudah diterangkan tadi.

Kecerdasan ini bergantung dari seberapa piawai seseorang melakukan instrospeksi dan kemampuan menangani diri sendiri. Juga seberapa cerdasnya ia bersanding dengan orang lain dalam suatu kelompok kecil sampai yang terbesar yaitu masyarakat. 

Kecerdasan emotional dibangun dari kemampuan manusia mengelola dirinya yang tergabung dan bersanding dengan kumpulan individu yang lain.

Kecerdasan emosional pada tingkatan yang lebih tinggi berhadapan dengan berbagai variasi masalah berkisar tentang bagaimana menyelaraskan tujuan individual dengan tujuan bersama yang lebih besar.

Kecerdasan ini sulit diukur, karena melibatkan banyak variabel. Paling tidak orangtua bisa menandainya dari cara anak kita mengatasi perasaannya sendiri dan bagaimana penerimaan dirinya ditengah kelompok anak-anak lainnya.

4.SPIRITUAL QUOTIENT - SQ

Kebanyakan neurolog dan praktisi peneliti kecerdasan manusia di barat menegaskan bahwa kecerdasan Spiritual sama sekali tidak berhubungan dengan Agama.
Entah siapa yang naif,?

Namun bagi umat islam ( kaum muslimin ) - karena segala sesuatu tak pernah lepas dari agama - maka lebih mudah dan meyakinkan kalau kita mengatakan spiritual Quotient adalah sebuah fakultas yang dirancang dan berfungsi untuk menanggapi segala informasi keagamaan.

Kecerdasan Spiritual adalah jalur yang paling tinggi. Ia berhubungan dengan Tuhan.
ia sangat unik karena hanya bisa dicapai oleh Tiga Kecerdasan sebelumnya, setelah itu ia mengambil alih dan menggerakkan bahkan mengendalikan tiga kecerdasan itu ( PQ-IQ-EQ)

Kecerdasan ini mengatur agar semua kecerdasan sebelumnya mampu merespon positif informasi sekelas "wahyu" .

Kecerdasan ini secara otomatis mencari makna yang tertinggi baik berkenaan dengan diri sendiri maupun alam ciptaan ini. 

Pada akhirnya ia mengatur agar semua kecerdasan digerakkan untuk mentaati kehendak yang lebih kuat dan suci, Yakni Allah SWT.

Tidak terlalu berlebihan kalau saya mengatakan bahwa kecerdasan ini membuat manusia berhasil membuat hubungan yang kuat antara dua dimensi yang terkesan terpisah :
Dimensi Dunia dan Dimensi Akhirat, Makhluk ( CiptaanNya ) dan Sang Khaliq ( Maha Pencipta Yaitu Allah SWT )

Tidak ada jalan lain untuk meningkatkan kecerdasan ini selain melalui Agama Islam,kenalkan anak sejak dini dengan :
Tuhannya,Nabinya,Kitab Sucinya, dan seluruh aturan yang keluar bersumber dari Tuhan ( FirmanNya ) dan Sunnah ( Anjuran & Larangan , Perkataan , Perbuatan , Sikap ) NabiNya.

Tentu saja pengenalan tersebut melalui proses, secara tahap demi tahap sesuai usia anak kita.


Nah , Pertanyaannya apakah semua kecerdasan ini datang begitu saja tanpa alasan yang jelas dan pasti ? Bagaimana menurut anda ?







( T.H. dan dari berbagai sumber yang dapat dipercaya )